Cari

Random Post of me

Sabtu, 17 Juni 2017

Learning How to Learn

Roshinta Dewi Aryani_NHW#5

Setelah mempelajari materi minggu ke 5, Matrikulasi IIP Batch #4 tentang “Learning How to Learn”, untuk nice homework kali ini kami diharapkan membuat suatu “Desain Pembelajaran”.

Untuk itu saya mencari tahu lebih dahulu apa yang dimaksud dengan Desain Pembelajaran. Berikut beberapa definisinya:


Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).


Desain pembelajaran. ... Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi (wikipedia).

Ada beberapa model dalam menyusun suatu desain pembelajaran. Salah satunya yang cukup sering dipakai dan dianggap cukup sederhana adalah model yang dikembangkan Dick dan Carrey, yang disebut model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate). Namun kemudian saya menemukan model desain lain yang memberikan ruang lebih untuk kreatifitas, yaitu Design Thinking.

Design Thinking adalah pemikiran yang komprehensif dan berpusat pada manusia – human centered (; serta kebutuhannya) menuju suatu inovasi berkelanjutan (Brown).

Pada Design Thinking, kita tidak memulai pemikiran dengan pendekatan pada permasalahan (problem centered approach) seperti pada metode desain pembelajaran klasik lainnya. Melainkan, memulai proses kreatif melalui empathy terhadap kebutuhan. Berikut tahapan dalam memulai Design Thinking.

sumber gambar:
https://www.slideshare.net/mobile/ArifkaHaling/metodologi-desain-design-thinking


Menurut tahapan ini, desain pembelajaran saya dimulai dengan berempati (emphatize) pada diri saya sendiri, memahami perasaan saya, mengetahui apa yang saya inginkan dan mengidentifikasi diri saya. Melalui empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan. Pada tahap berikutnya, saya perlu mendefinisikan seperti apa diri saya (Define), apa kekuatan yang saya miliki, di bagian mana gunung saya harus ditinggikan. Mengetahui kelemahan saya, bagaimana saya menyiasatinya supaya kelemahan tersebut tetap bisa mendukung perkembangan pribadi saya ke arah yang lebih baik.

Setelah melakukan dua tahapan tersebut, saya berproses dalam memahami diri saya, hal ini memungkinkan saya mencurahkan ide (Ideate) dalam pembelajaran saya. Kemudian menyusun ide tersebut menjadi sebuah karya (Prototype) yang tentu saja dapat selalu saya ubah, saya perbaiki, dan saya kembangkan sesuai kebutuhan. Dan dalam prosesnya, untuk menerapkan ide dan karya di keluarga saya, saya dapat melakukan evaluasi (Test) dan terus dapat memperbaikinya sesuai hasil dari evaluasi tersebut.

MEMBUAT DESAIN PEMBELAJARAN

Jurusan ilmu kehidupan yang saya ambil adalah “Menjadi Ibu Cerdas Disayang Keluarga”. Ilmu ini akan memberikan pemahaman tentang menjadi ibu yang cerdas bagi anak-anak, istri cekatan bagi suami, dan ibu yang dekat secara emosional dengan anak dan suami serta disayang keluarga.  Maka, kebutuhan ilmu yang harus saya pelajari yaitu:
  1. lmu Bunda Sayang: ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
  2. Ilmu Bunda Cekatan: ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan keluarga
  3. Ilmu Bunda Produktif: ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, dll
  4. Ilmu Bunda Sholeha: ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Mapping Desain Pembelajaran

Berikut tahapan pembelajaran yang harus saya lakukan dalam proses pencapaian jurusan ilmu tersebut sesuai dengan model Design Thinking yang saya gunakan sebagai acuan.

1. Emphatize
Proses pemahaman diri dapat dilakukan salah satunya dengan Talents Mapping, ataupun melalui serangkaian Assesment. Tetapi berhubung saya belum melakukannya, maka dalam mengenali diri sendiri, sesuai dengan materi matrikulasi minggu ke 5, dapat dilakukan dengan:
Menggali kesukaan
Mengetahui hobby
Menemukan passion
Mengetahui kelebihan
Hal ini berarti kita dituntut untuk melakukan observasi tentang apa yang kita SUKA dan apa yang kita BISA. Dapat diamati dari 5 ciri berikut:
  1. Yearning (Menuntut/butuh untuk dipenuhi alias nagih)
  2. Rapid learning (Cepat belajar dan menguasai)
  3. Satisfaction (Merasa terpuaskan dan bahagia)
  4. Flow (Mengalir alami, sehingga waktu berlalu dengan cepat)
  5. Glimpses of excellent (Dengan usaha sekedarnya, mendapat hasil yang maksimal)

Ciri-ciri ini juga bisa kita gunakan sebagai acuan pengamatan dalam memahami kesukaan dan kebisaan anak. Sehingga kita bisa mengetahui minat dan bakatnya.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka saya banyak menghabiskan waktu saya untuk membaca cerita, bercerita, mengisahkan sesuatu, membuat sesuatu berdasarkan pemahaman dari langkah-langkah yang saya baca dan saya imajinasikan. Saya cepat belajar dengan cara membaca, membuat gambaran peristiwa dalam imajinasi saya. Saya senang mengikuti langkah-langkah dalam membuat sesuatu, tetapi cenderung membuat adjustment sendiri, tidak melulu persis dengan instruksi. Ini juga berlaku pada saat saya mempraktekkan resep masakan, biasanya karena saya suka mengeliminasi proses yang ribet dan menggantinya dengan “ala saya”, maka beberapa percobaan yang membutuhkan keakuratan sering kali gagal. 

Jika ada yang bertanya, apa hobby saya maka jawaban saya adalah membaca, menulis, membuat kerajinan tangan. Tetapi kemudian saya selami lagi, tidak semua hal tersebut memenuhi 5 ciri pengamatan di atas. Saya suka membaca, tetapi hanya bacaan yang berupa cerita, kisah, runutan peristiwa. Saya suka mengarang, membuat suatu kisah, atau syair lagu, tetapi saya jarang menuliskannya. Saya senang berkreasi, dengan kertas, kain perca, benang, tetapi tidak ada satupun yang saya tekuni. Saya cenderung bosan jika sudah bisa membuatnya. Saya lebih tertarik mencoba membuat sesuatu yang baru.
Maka, kesimpulan sementara saya mengenai cara saya belajar:
Membaca => membuat gambaran imajinasi
Berdiskusi => melihat sudut pandang lain
Mengerjakan tugas => membuat tantangan
Mendengar => memasukkan ke alam bawah sadar
Membuat prototype => menguncinya sebagai pemahaman

2. Define
Bila dihubungkan dengan NHW sebelumnya, maka berdasarkan konsep 5W1H, maka diri saya dapat didefinisikan sebagai berikut:
Who am I ? 
 Saya adalah seorang Ibu Pembelajar yang ingin terus berkembang
What am I doing ?  
Menimba ilmu dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari
Why am I here ?  
Allah SWT menghadirkan saya di tengah-tengah keluarga untuk saling melengkapi dengan suami, dan mengarahkan keluarga untuk lebih tertata guna kehidupan yang lebih baik sebagaimana hakikatnya
Where do I start it ?  
Saya memulainya dari diri sendiri, keluarga sendiri, dari rumah saya sendiri.
When do I start ? 
Sejak saya menikah sampai akhir hayat.
How am I doing it ?  
Dengan belajar, mencari materi yang berhubungan, mengikuti kelas matrikulasi IIP.

3. Ideate
Membaca kembali materi-materi matrikulasi, membantu saya dalam mencurahkan ide tentang Learning How to Learn bagi saya dan juga anak-anak saya. Saya harus mulai belajar kembali, dengan cara yang lebih baik.
Belajar hal berbeda
  • Menguatkan iman
  • Menumbuhkan karakter yang baik
  • Menemukan passion

Cara belajar berbeda
  • Melatih keterampilan bertanya

👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan dibuka kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
  • Mengembangkan struktur berpikir

Semangat belajar berbeda
  • Meninggikan gunung, bukan meratakan lembah

Berdasarkan pemahaman materi di atas, menjadi ide baru bagi saya dalam membimbing pembelajaran anak-anak saya, maupun saya sendiri. Dan menjadi dasar bagi saya dalam menyusun prototype.

4. Prototype
Berdasarkan hasil pengerjaan NHW saya dari minggu pertama hingga minggu ke 5, saya akan menyusun prototype untuk pelaksanaan di dalam rumah dan keluarga sehari-hari:
Membuat checklist kegiatan harian
Membuat jadwal aktivitas anak
Membuat menu makan suami dan anak
Membuat rencana untuk Family Quality Time

5. Test
Pada tahap ini, saya akan melakukan evaluasi dari hasil pelaksanaan prototype dalam keluarga. Suami dan anak-anak sebagai evaluator, apakah prototype yang saya buat sudah efektif, meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan. Jika belum, maka harus dilakukan perbaikan. Dalam pelaksanaannya, saya tekankan pada poin-poin berikut:
Fokus
Konsisten
Evaluasi
Kaizen (Continuous  Improvement)

Demikian Desain Pembelajaran yang saya susun sebagai metode belajar dengan cara yang lebih baik. Saya harap saya dapat melaksanakannya dan konsisten untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sebagaimana materi matrikulasi sebelumnya, mulai dan lakukan, lakukan, lakukan!!!!







Read More

Selasa, 16 Mei 2017

Menyusun rencana perjalanan ke Paris

Isi tulisan di blog ini sudah ngendon di draf saya selama kurang lebih 9 bulan. Hihihi... kayak hamil aja. Bikinnya sih dulu sekalian untuk arsip hasil blog walking. Terus kok ya lupa nggak dipost. Trus entah kenapa saya nggak bisa masuk ke blog, ternyata baru tahu, masalahnya sepele. Nggak bisa masuk pakai browser bawaan android. Waktu nyoba pakai google chome ternyata bisa. Duh, saya benar-benar merasa konyol.

Nah, berikut cerita saya tentang blog walking di blog-blog yang membahas travelling, jadi pengen share juga. Soalnya saya sering merasa terbantu dengan cerita mereka tentang tempat-tempat wisata dan akses transportasi ketika saya menyusun ittinerary untuk piknik bersama keluarga.

Seperti sekitaran bulan Agustus tahun lalu, ketika suami saya berkesempatan ke Eropa karena ada tugas kantor. Tentunya setelah selesai urusan pekerjaannya, sayang sekali kalau tidak menyempatkan mengunjungi beberapa negara tujuan wisata di benua tersebut. Berhubung beliaunya sibuk, sayalah yang kebagian membantu menyusun ittinerary, termasuk akomodasi di sana.

Nah, di sini nih saya lebih suka membaca blog yang berisi cerita perjalanan teman se negara. Apalagi kalau bukan karena pakainya Bahasa Indonesia, hehehe... maklum, eike gak fasih banget bahasa Inggris, apalagi, Prancis, Belgia, Belanda, apalah2 itu. Nah, setelah mendapatkan gambaran lokasi, suasana, rute, barulah saya berselancar ke web-web booking yang pakai bahasa Inggris, maupun blog-blog milik traveller luar untuk mencari tips-tips.

Nah, dari blog walking ini, berikut yang dapat saya simpulkan sebagai persiapan jika ingin jalan-jalan ke Paris kurang dari 1 minggu.

  • Hindari musim panas dan akhir tahun, soalnya harga tiket cenderung mahal. Saya sih lebih suka musim semi, soalnya saya penggemar warna-warni bebungaan. Musim gugur juga tidak kalah cantik, gradasi warna daun-daun pasti unik banget. Wong waktu kecil saya pernah lihat pohon yang daunnya bagian atas dan bawah beda warna, saya shock banget   #norak yah. Hihihi... lha gimana, kan jarang ya lihat daun bolak balik gitu. Oiya, bagi yang bertujuan menyentuh salju, ya perginya musim dingin dong. Kecuali kalau mau ke Swiss ya, soalnya ada salju abadi.
  • Kalau nggak mau repot, di Paris ada yang namanya Paris Pass Di dalamnya termasuk beberapa Pass yang membuat kita bebas masuk museum, naik transportasi umum, bus tour, dan cruise di sungai Seine. Tetapi yang berkantong cekak alias anggaran mepet, saya sih nggak rekomendasiin yah. Mahal bok, per orang per 2 hari hampir 2 jeti. Soalnya juga nih, semua gratisan itu belum tentu kita manfaatkan. Paling beberapa saja yang kita masuki, waktunya akan sangat kejar-kejaran, belum lagi antriannya. Kalau travelling santai sih mending beli satuan. Yang mesti bakal kita masuki saja. Soalnya foto-foto dari luar kan gak bayar. Hehehe... teteepp, mau eksis gak mau modal. Oiya, satu lagi yang bikin ribet. Si Paris Pass ini ngambilnya di kantornya gitu, baru buka jam 10 pagi dan setengah 4 sore sudah tutup. Nggak bisa dikirim ke Hotel, bisa di kirim ke Negara kita sih, tapi kaann.... gimana gitu, takut nyasar, mahal euy.
  • Big Bus tour, L'Open Bus tour, Batobus. Ini pilihan tour keliling tempat wisata di kota Paris. Khusus Batobus itu lewatnya sungai ya, enggak jalur darat. Lumayan juga sih, untuk tour satu hari dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore, per orang harus bayar hampir setengah jut. Bisa naik dan turun di halte-halte yang disediakan tanpa bayar lagi. Ini pilihan cukup worth menurut saya. Soalnya kalau jalan antar objek yang hitungannya dekat itu bisa 300 - 1400 meter. Kalau naik Metro atau RER pun, tetep ada acara jalan ratusan meter. Oiya, ada tour malam hari juga, jadi yang tidak membawa anak sepertinya bisa jadi pilihan.
  • Paris terkenal pusatnya mode, jadi kalau berpakaian selama di sana ya jangan norak-norak amat. Yang netral-netral aja, kalau nggak mau jadi tontonan. Dan lagi, kaos dan sepatu olah raga nggak dianjurkan dipakai selain untuk olah raga. Mengenai musim, sepertinya panasnya musim panas ya sekitar 20°C, jauh boo.. dari panasnya Indonesia. Jadi ya, dikira-kira saja suhu di musim lain. Pastinya lebih dingin. Jadi jaket tebal tetep perlu dong.
  • Menginjak tips ke tempat wisata nih, Museum Louvre itu antriannya ampun-ampunan. Jadi kalau mau ke sana datengnya sebelum jam 9, jadi pas museum buka bisa langsung antri. Soalnya ada security check, euleuh euleuh... macem di bandara aja. Hihii... Kalau mau antrinya nggak parah amat, coba masuk dari pintu lain selain piramida. Kalau tidak salah ada 3 pintu lain, Richelieu, Carrousel, Palais Royal. Pas di dalem jangan lupa sewa audio guide , biar nggak buta banget liat karya seni. Atau download di play store juga ada. Khusus hari Rabu dan Jum'at, museum tutup sampai jam 9.45 malam. Masuklah kira-kira 3 jam sebelum tutup. Seperti suami saya ini, lumayan sepi kan antriannya.
     
    Ini di pintu masuk 

Itu suami saya, hihihi... hindari pintu masuk dari piramida
  • Kalau mau foto-foto menara eiffel dengan angel yang cukup keren, pergi saja ke Trocadero, tapi bagusnya sih sore hari, biar nggak melawan cahaya. Di situ ada taman rerumputan cantik. Terus kalau mau naik ke menaranya, belilah tiket express via online. Jadi kayak pakai calo resmi gitu. Nanti pas hari dan jam yang ditentukan, kumpul di meeting point terus dianter masuk lewat pintu ekspress. Maklum, kalau mau ngantri sendiri ya bisa 1-2 jam berdiri panas-panasan. Oiya, kalau nginepnya di sekitaran Eiffel, sempatkan melihat menara ini di waktu malam. Pada saat pergantian jam, akan ada lampu berkelap-kelip seperti bintang.
Silau iihhh

  • Berkunjung ke Notre Dame sebenarnya gratis. Kecuali kalau mau naik ke menaranya baru bayar. Tetapi dari pada repot-repot antri dan capek, mending jalan ke belakang. Banyak atraksi pengamen jalanan dan penjual souvenir. Biasanya sih sudah cukup puas dengan berfoto di depannya.
Berfoto di depannya sudah cukup keren kaann..
  • Montmarte adalah salah satu tujuan yang cukup favorit, khususnya Basilica du Sacre Cour. Tahukah kawan, apa bedanya Basilica dan Kathedral? Sama-sama gereja bukan? Ternyata eh, ternyata Basilica itu yang kubahnya bulat, sedang Kathedral itu lancip. Saya juga baru tahu, apa jangan-jangan saya katro? Ahahaha.. oiya, kalau ke Montmarte mending lewat jalan raya saja, soalnya katanya kereta bawah tanahnya dalem banget. Perlu naik sekitar 200 tangga untuk sampai ke permukaan. Weleh-weleh... bisa gempor eike. Apalagi habis itu masih naik ke atas untuk sampai ke Basilica du Sacre Cour. Untungnya disediakan transportasi berupa Funniculair. Setelah sampai sini, jangan lupa mampir Clignancourt Flea Market, apalagi bagi penggemar barang-barang unik.
  • Istana Versailles termasuk yang paling ingin saya kunjungi. Soalnya saya tuh penggemar film The Man in The Iron Mask yang menceritakan tentang Raja Louis XIV. Istana Versailles itu kan dibangun pada masa raja tersebut. Mau lihat aja gitu, kayak gimana istana megah tersebut. Tapi sepertinya saya harus berfikir masak-masak kalau bawa anak-anak ke sana. Luaaassss bookk... 
  • Giverny, ada rumah dan galery Monet di desa di sini. Konon katanya taman bunganya cantiikkk. Haduh, saya suka banget lihat taman bunga. Tetapi dari kota Paris lumayan jauh, setelah sampai di desanya pun masih harus berjalan sekitar 1 km untuk sampai di rumahnya. Kalau cuma sebentar di Paris, mungkin akan saya lewatkan agenda ke sini. Soalnya ke Istana Versailles saja sudah seharian.
Kira-kira segini dulu deh ya, yang mau saya bagi. Wong saya juga belom pernah ke sana, nanti kebanyakan malah dibilang sotoy, ahahaha... Nanti lah ya, kalau saya beneran ke sana. Saya share versi realtime ya. Bye...bye... see you next post.

Read More

About Me

Designed By Seo Blogger Templates